Jumat, 17 Juli 2020

BELI DAGANGAN TEMAN SENDIRI...



Setiap kali buka FB, berseliweran timeline foto2 dagangan teman2 sendiri.
Setiap kali buka instagram, muncul postingan dagangan sahabat sendiri.

Setiap kali buka WA, ada status dagangan saudara sendiri.

Ada yg jual dompet, makanan, minuman, jajanan anak2, baju muslim, kaos, tas, sepatu, herbal, kosmetik, susu anak, buku, jas hujan, jam tangan, sabun mandi, sprei, kue2, oleh2, obat pelangsing bahkan sampai celana dalam ada.

Saat melihat postingan mereka, bisa jadi kita tak suka, bisa jadi kita abaikan, bisa jadi kita skip.
Mungkin kita belum butuh, mungkin harganya terlalu mahal, mungkin produknya gak sebaik barang import, mungkin kita belum ada rezeki, mungkin kita gengsi beli di mereka.

Dear...

Mereka itu saudara kita, sahabat kita, teman kita.
Mungkin diantara produk2 mereka, ada kaki yang tertatih dan lengan yang bekerja lebih keras untuk membuat produknya.
Mungkin diantara dagangan mereka, ada anak yatim yang perlu makan dan dicukupkan kebutuhannya.
Mungkin diantara tawaran mereka, ada suami yang penuh peluh bekerja demi mengobati anaknya yang sakit.
Mungkin diantara iklan mereka, ada seorang ibu yang mengalah agar anaknya bisa sekolah.
Mungkin diantara promo mereka, ada seorang anak yang ingin menghajikan ibu bapaknya.

Dukunglah produk saudara2 kita, jangan pernah merasa terganggu dengan iklan2nya.
Jangan menawar habis2an membeli dagangannya.
Lebih mahal seribu dua ribu tak akan membuat kita miskin. Tapi Insyaa Allah dengan niat kebaikan Allah akan melipatgandakan rezeki kita.

Mereka berdagang dengan terhormat. Mereka berdagang demi menjaga harga diri keluarganya.

Jika belum bisa beli, bantu dengan cara yg lain. Merekomendasikan ke yang lain, atau minimal mendoakan agar usahanya lancar.

Mereka tidak butuh belas kasih. Tapi sesama saudara, selayaknya kita saling memberdayakan
Selamat berniaga sahabat2 fillahku....
Semoga berdagang bisa menjaga martabat dan kemuliaan keluarga kita.... Menjadi jalan dakwah kita.

Karena 9 dari 10 pintu rezeki adalah berdagang. Sebagaimana sunnah Rasul yang mulia.
Aamiin...

Rabu, 10 Juni 2020

PESAN Prof. DR. QURAISH SHIHAB UNTUK NAJWA SHIHAB(INFONYA)

PESAN Prof. DR. QURAISH SHIHAB UNTUK NAJWA SHIHAB
Sebuah pesan berisikan ilmu tentang kebijaksanaan yang sangat inspiratif ...........................

Tulisan bertajuk “Nasehat Bapaknya Najwa Buat Anaknya” belakangan menjadi viral di sejumlah platform media sosial. Netizen merasa tulisan Prof. Dr. Quraish Shihab, yang juga dikenal sebagai ayah dari Najwa Shihab tersebut sangatlah menginspirasi.

Berikut ini adalah tulisan mantan Menteri Agama yang sangat menginspirasi netizen:

"Keberuntungan” kadang memainkan perannya dalam kehidupan manusia, sekalipun kerap tidak masuk akal. Karena itulah takdir mereka.
Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan adalah keselamatanmu. Boleh jadi tertundanya pernikahanmu adalah suatu keberkahan. Boleh jadi dipecatnya engkau dari pekerjaan adalah suatu maslahat.
Boleh jadi sampai sekarang engkau belum dikarunia anak itu adalah kebaikan dalam hidupmu. Boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi ternyata itu baik untukmu, karena Allah Maha Mengetahui Sedangkan engkau tidak mengetahui.

Sebab itu, jangan engkau merasa gundah terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena semuanya sudah atas izin Allah. Jangan banyak mengeluh karena hanya akan menambah kegelisahan.

Perbanyaklah bersyukur, Alhamdulillah, itu yang akan mendatangkan kebahagiaan. Terus ucap alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.
Selama kita masih bisa tidur tanpa obat tidur, kita masih bisa bangun tidur hanya dengan satu bunyi suara, kita terbangun tanpa melihat adanya alat-alat medis yang menempel di tubuh kita, itu pertanda bahwa kita hidup sejahtera.

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, ucapkan sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.

Jangan selalu melihat ke belakang karena disana ada masa lalu yang menghantuimu. Jangan selalu melihat ke depan karena terkadang ada masa depan yang membuatmu gelisah. Namun lihatlah ke atas karena di sana ada Allah yang membuatmu bahagia.

Tidak harus banyak teman agar engkau menjadi populer, singa sang raja hutan lebih sering berjalan sendirian. Tapi kawanan domba selalu bergerombol. Jari-jari juga demikian; kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk, semuanya berjajar bersampingan kecuali jari jempol dia yang paling jauh diantara keempat itu.

Namun perhatikan engkau akan terkejut kalau semua jari-jari itu tidak akan bisa berfungsi dengan baik tanpa adanya jempol yang sendiri yang jauh dari mereka.

Karena itu, sebenarnya yang diperhitungkan bukanlah jumlah teman yang ada di sekelilingmu akan tetapi banyaknya cinta dan manfaat yang ada di sekitarmu, sekalipun engkau jauh dari mereka.

Menyibukkan diri dalam pekerjaan akan menyelamatkan dirimu dari tiga masalah; yaitu kebosanan, kehinaan, dan kemiskinan.
Aku tidak pernah mengetahui adanya rumus kesuksesan, tapi aku menyadari bahwa “rumus kegagalan adalah sikap asal semua orang”.

Teman itu seperti anak tangga, boleh jadi ia membawamu ke atas atau ternyata sebaliknya membawamu ke bawah, maka hati-hatilah anak tangga mana yang sedang engkau lalui.

Hidup ini akan terus berlanjut baik itu engkau tertawa ataupun menangis, karena itu jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat sama sekali.

Berlapang dadalah, maafkanlah, dan serahkan urusan manusia kepada ALLAH, karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya akan berpulang kepada Nya.

Jangan Tinggalkan Sholatmu Sekali pun. Karena di sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah, sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup mereka akan bersujud kepada Allah SWT walau sekali sujud.

Jangan selalu bersandar pada cinta, karena itu jarang terjadi. Jangan bersandar kepada manusia karena ia akan pergi. Tapi bersandarlah kepada Allah SWT, Tuhan YME, karena Dialah yang menentukan segala nya.


Tulisan yang menginspirasi dan sarat akan pesan kebaikan.

Kamis, 13 Februari 2020

MERTUA

Lagi, bahkan ini sudah yang ke tiga kali dalam Minggu ini. Sejak di luar rumah aku memang telah mencium bau tak sedap yang mengusik indra penciumanku.

Benar saja, sama seperti kemarin dan kemarin, selalu seperti ini. Ibu, lebih tepatnya ibu mertuaku buang air besar di ruang tamu.

Aku menatap suami tajam, rasanya ingin mengeluh, namun kutahan ketika kedua netranya berkaca dan menatapku seolah memohon maaf.

Aku menghela napas panjang. "Mas cari saja ibu dan bersihkan, biar aku yang membersihkan kotoran di sini," ucapku datar. Suami mengangguk dan segera menuju kamar ibu.

Aku dan suami adalah pegawai swasta yang bekerja dari pagi hingga sore. Lelah, itu lah yang kurasa setiap pulang ke rumah, namun semua terasa semakin berat ketika enam bulan yang lalu mertua memutuskan ikut tinggal bersama kami.