Senin, 20 April 2015

Fauziah Binti Fathullah


Fauziah binti fathullah
Pengajar TKIT Rabbani, Tanjung Enim sumatera selatan
Namamu tak pernah kukenal sebelumnya,bahkan saat diriku dulu terlibat dalam beberapa kegiatan di Muara Enim.

Kutahu namamu justru disaat kabar duka itu tersebar, ya kematianmu yang begitu banyak kudapat dari link media sosial teman temanmu sudah cukup membuat diri ini berduka.

Aku tidak mengenalmu, tapi torehan tinta dari temanmu dan ustadz kita memberiku banyak ibrah. Ternyata kebaikan itu ada dimana mana. Engkau totalitas membesarkan lembaga2 dakwah di muara enim itu disaat yang lain pergi meninggalkan daerah kita, termasuk diriku.

Keringat dan air matamu dalam mewarnai dan membangun dakwah semoga Allah balas dengan yang terbaik. Setiap ejaan A B C D mu pada murid muridmu tentu akan begitu diingat mereka. Apalagi kalau mereka tau kini ustazahnya tak kan bisa lagi melanjutkan mengajari mereka membaca dan berdoa. Dalam setiap kata doa yg muridmu hafal, ada sahammu disana. Untuk setiap huruf yg bisa mereka baca ari ajarmu.

Fauziah, islam dan Muara Enim sangat berterima kasih padamu untuk setiap goresan tinta yg dikau torehkan untuk agama ini. Dan Allah maha tau bagaimana berterima kasih kepada hambaNya

Semoga kami yang masih diberi kesempatan berbuat dikaruniai kemauan seteguh dirimu.
Dan setiap ruh yg saling terhubung karena Allah
Akan dikumpulkan lagi di Syurga

Sabtu, 18 April 2015

Ghirah Islam by Buya HAMKA




Mungkin banyak yang sudah melupakan buku Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam karya Buya Hamka. Buku itu memang tipis saja, nampak tidak sebanding dengan koleksi masif seperti Tafsir Al Azhar, namun tipisnya buku tidak identik dengan kurangnya isi, apalagi pendeknya visi. Sesuai judulnya, buku tersebut membahas masalah-masalah seputar ghirah dengan bercermin pada kasus-kasus yang terjadi di Indonesia. Meskipun buku ini diterbitkan pada awal tahun 1980-an, pada kenyataannya masih banyak pelajaran yang dapat kita ambil untuk dipraktekkan dalam kehidupan di masa kini.

Mengapa Harus Liqo, by Ust Firdaus

Untuk yang sedang rindu dengan Guru kita yang satu ini
Ustad Firdaus SH

Mengapa harus liqo,
Mengapa jumlah maksimal kelompok liqo itu harus 12
apa beda halaqoh ,taklim dan tabligh

temukan jawabanya dari Ustadz Muara Enim ini
salah satu Ustadz yang membentuk banyak Dai dari muara enim
Kalau sering mendengar bahasa muara enim nya harap maklum ya
karena yang sedang mendengarkan wong muara enim

Halaqoh bukan satu satunya cara membentuk Da'i , tapi halaqoh termasuk salah satu cara efektif ke arah sana

Semoga Ruh yang dekat dengan kita di bumi saat ini, akan merdekatan jua di Syurga
Bogor,  21 Maret 2015

Link






Sabtu, 11 April 2015

INDAHNYA UKHUWAH



Kalian tahu kenapa hujan itu menyenangkan ?
Karena turunnya rame2
Pasti garing kalau hujan itu turunnya hanya satu tetes.
Lantas satu tetes lagi, dan seterusnya.
Kalian tahu kenapa nasi itu lezat dan mengenyangkan ?
Karena dihidangkan rame2
Pasti bengong kalau hanya satu butir saja di atas piring.
Ini mau makan apa ?

Selasa, 07 April 2015

Agar Hati Menjadi Tenang

Kisah sahabat Nabi yang hatinya tidak tenang

Di suatu pagi di kota madinah terlihat oleh baginda Rosululloh saw, seorang sahabat  yang sedang duduk termenung, sebentar ia mengganti posisi duduknya, sebentar ia menengadah, sebentar kemudian ia menghela nafas,Ia adalah Abu Umamah yang sedang  duduk dengan air muka yang lesu di dalam masjid, padahal ketika itu seperti  biasanya seluruh penduduk Madinah sedang berada dalam kesibukan, baik bertani, berdagang, maupun  mengurus keperluan rumah tangga

kemudian Rosululloh saw, mendekatinya dan berkata ” wahai Abu Umamah, aku lihat engkau sangat gelisah (baca :Galau), apa yang membuatmu gelisah ya Abu umamah?”