Selasa, 13 Februari 2018

Kaya vs miskin (g harus soal harta y)

*Perbandingan Pola Pikir Orang Kaya & Orang Miskin*

Sering kali saya sebutkan bahwa kaya itu berasal dari "pola pikir, bukan dari harta yang anda miliki saat ini. Karena harta dan materi hanyalah suatu kondisi yang bisa berubah-ubah.

Jangan baca pembahasan ini, kecuali jika anda ingin menjadi orang sukses dengan pola pikir yang memberdayakan.

1. Orang Kaya Penuh Upaya, Orang Miskin Penuh dengan Alasan

Jika anda ingin perhatikan dan membaca biografi orang-orang besar. Mereka bukanlah orang yang tidak pernah gagal, justru banyak kegagalannya tapi mereka memilih untuk berupaya bangkit.

Saya pribadi pernah mengikuti suatu training saat terjadi kebangkrutan, dengan dana pas pasan saya memikih untuk mengupayakan untuk harus ikut training tersebut dan menjadi salah satu sebab kemajuan saya saat ini.

Padahal saat itu bisa saja saya beralasan:
- lagi bangkrut nih masa malah ikut training
- ga punya uang, uangnya untuk modal lagi itupun minim, ga usah ikut deh
- dan berbagai alasan lain

Bisa saja saya beralasan tapi itu bukan pola pikir orang kaya, saya lebih memilih untuk "mengupayakan" daripada beralasan. Karena banyak alasan adalah pola pikir orang miskin yang tidak memberdayakan.


2. Orang Kaya Bertanggung Jawab Terhadap Hidupnya. Orang Miskin Menyalahkan Situasi, Lingkungan, & Orang Lain

Saya perhatikan, orang disekitar saya yang kehidupannya sulit untuk maju adalah orang yang kerjaannya selalu mengeluh. Mengeluh tentang nasibnya, mengeluh tentang kesalahan orang lain dan menyalahkan faktor eksternal dalam dirinya. Padahal orang sukses selalu mengembalikan apa yang terjadi kepada dirinya sendiri.

Sehingga selalu berevaluasi dan membenahi kesalahan. Fokusnya adalah pada dirinya, bukan pada faktor eksternal. Karena kesuksesan dalam hidup ditentukan 100% oleh diri Tuhan dan diri anda.


3. Orang Kaya Berkomitmen Untuk Menjadi Kaya, Orang Miskin Ingin Menjadi Kaya

Definisi komitmen adalah menjalani proses untuk menjadi kaya, baik manis ataupun pahit, baik saat jatuh ataupun naik. Karena tidak ada kesuksesan datang secara instan dan tiba-tiba.

Banyak orang yang melihat saya setelah mencapai di titik ini, tapi saat saya ceritakan jatuh bangunnya membangun bisnis, belum tentu mereka mau menjalaninya.

Jangan jadi golongan yang hanya sekedar "ingin", tapi jadilah golongan yang "berkomitmen" mengejar kesuksesan dan kekayaan dengan jalan yang baik tentunya.



3 pola pikir ini saya rasa cukup untuk anda yang serius dan ingin mengejar kesuksesan di usia muda. Benahi mindset untuk menghasilkan banyak aset!

Keep fight!
Rico huang

Rabu, 07 Februari 2018

DUIT

HALLO.. KENALKAN.

Namaku : UANG...

Nama panggilan : DUIT...

Nama ukhuwah : FULUS...

Nama tenar : MONEY...

Di Aceh aku dipanggil: PENG'....

Di SUMBAR aku di panggil :  PITIH...

Di jawa di panggil : ARTO'...

Aku tidak kemana-mana, tapi ada di mana2

Wajahku biasa saja...

Fisikku juga lemah...

Namun aku mampu merombak tatanan dunia...

Aku juga "bisa" merubah Perilaku...

Bahkan sifat Manusia...

Karena manusia mengidolakan aku...

Banyak orang merubah kepribadiannya...

Mengkhianati teman...

Menjual tubuh...

Bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku...!!!

Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bejat...

Tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat...

Menentukan kaya miskin dan terhormat atau terhina...

Aku bukan iblis...

Tapi sering orang melakukan kekejian demi aku...!!!

Aku juga bukan orang ketiga...

Tapi banyak suami istri pisah gara-gara aku...

Kakak dan adik beradu dan saling benci karena aku...

Anak dan orangtua berselisih gara-gara aku...!!!

Sangat jelas juga aku bukan Allah...

Tapi manusia menyembah aku seperti Allah...

Bahkan kerap kali hamba-hamba Allah lebih menghormati aku...

Padahal Allah sudah pesan jangan jadi hamba uang...

Seharusnya aku melayani manusia...

Tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku...???

Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun...

Tapi banyak orang rela mati demi aku...

Perlu aku ingatkan...

Aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda...

Tapi tidak mampu memperpanjang hidup anda...!!!

Kalau suatu hari anda di panggil Allah...

Aku tidak akan bisa menemani anda...

Apalagi menjadi penebus dosa-dosa anda...

Anda harus menghadap sendiri kepada sang Pencipta lalu menerima penghakiman-NYA...!!!

Saat itu...

Allah pasti akan hitung-hitungan dengan anda...

APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGGUNAKAN aku dengan baik...

Atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai tuhan kalian...???

➡ Ini informasi terakhirku :
Aku TIDAK ADA DI SURGA...
Jadi jangan cari aku disana...

➡ SARANKU :
1. Jangan terlalu sayang sama aku...!!!
2. Gunakan aku untuk temanmu dalam kubur dengan banyak sedekah berinfak,berzakat, Jangan lupa berdoa, dan beramal agar aku jadi BERKAH di dunia dan akhirat...!!!

Minggu, 04 Februari 2018

Menjadi tua di jakarta

“Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa.”(Menjadi Tua di Jakarta- Seno Gumira Ajidarma)

Betapa dalam sindiran satir dari tuan Seno Gumira Ajidarma di atas.
Sungguh kreatifitas kita diuji untuk bisa menikmati sepenggal kerepotan dalam melakukan perpindahan (baca: mobilisasi) antara 2 tempat: “kantor” dan sesuatu yang disebut “rumah” di kota Jakarta (dan sekitarnya).
Jangan sampai kita tervonis memiliki hidup “mengerikan” di kota Jakarta. Setidaknya menurut pujangga di atas. 😀

Terpikir kemudian adalah bagaimana caranya agar kita terhindar dari mantra satiran tuan Seno itu?
Pertama: jika Anda masih cukup muda, lakukan beberapa opsi:

1. Jangan bekerja di Jakarta. Carilah pekerjaan di kota-kota lain di Indonesia, yang relatif tidak macet, cukup 10 s.d. 30 menit sudah bisa sampai ke rumah atau sebaliknya.
Saat ini, jumlah kabupaten di Indonesia atau se-Indonesia adalah sebanyak 416 Kabupaten (Data 2015 – 2016).
Jumlah Kota di Indonesia atau se Indonesia saat ini adalah sebanyak 98 Kota (Data 2015 – 2016).
Jadi total Kabupaten dan Kota yanga ada di Indonesia saat ini adalah 514 Kabupaten dan Kota. (Sumber: http://id.ensiklopedia.dorar.info). Banyaaak kan? 😃
Tidak perlu lama menetap di sana, asalkan cukup bagi anda untuk mempunyai kenangan masa muda yang indah. #aseeek.

2. Gimana donk? Lapangan pekerjaan yang terbesar ada di Jakarta dan rezeki saya memang di kota ini? Apa yang bisa saya lakukan?
Oke, tips berikutnya adalah: siasati kemacetan yang ada. (Baca: nikmati saja). Caranya bisa dengan berbagai gaya contohnya: ikut jadi roker (rombongan kereta), gabung nebengers, bike to work atau lainnya. Bisa juga mengatur waktu keberangkatan dan kepulangan. Hindari waktu sibuk 7-10 dan 16-20 ! Berangkat shubuh pulang persis lepas ashar sebelum jam 16 atau berangkat di atas jam 9 pulang di atas jam 20… 😁
Atau buatlah mekanisme bisa bekerja di mana saja. Jangan-jangan bahkan bisa mengadopsi metode: “work from home.”

3. Ciptakan percikan “nyala api” di setiap rutinitas pekerjaan. Ini adalah metode “breaking the routine“. Buatlah daftar kegiatan-kegiatan kreatif, berbeda dan unik dalam menjalankan pekerjaan. Intinya mah variasi! Tujuan sama tetapi dilakukan sengan cara dan gaya berbeda maka rasanya akan berbeda pula. 😎 Bahkan mungkin hasilnya juga jadi berbeda… Who knows?

4. “Nyalakan lentera hati!” Seperti lagunya om Nugie, maksudnya adalah temukan “passion” dalam bekerja atau sebaliknya: bangun “passion” saat bekerja. Gugahlah semangat! Temukan “reason”, “cause”, dan “purpose” yang sejati. Itu tentu agar kita tidak jadi robot mesin yang membosankan. Meski terlihat bagai zombie pergi-pulang kerja, namun jika kita punya “purpose” yang BESAR, insyaAllah kita bisa mengelola segala kesulitan dan kerepotan di atas.

5. Kutukan mantra di atas juga bisa sirna, (kendati 4 kondisi tips di atas tidak bisa dijalankan skenarionya) yaitu jika ada syarat: kondisi pensiun yang dijalani adalah “pensiun yang seberapa.” Nah ini makin berat membedahnya 😁. Tentu hal ini bicara soal input, proses dan output dari soal angka-angka. Meski juga tidak berarti soal-soal angka-angka saja, tetapi bisa juga soal “rasa.” Dan soal “rasa” itu adanya di hati. #eaaa lagi… 😂

Yah… tidak usah terlalu dipikir serius. Tips pembahasan di atas juga bukan hal yang mutlak. Semua orang tentu punya persepsi dan juga prioritas yang berbeda-beda. Ingat pasal nusronisme: yang tahu persis maksud dan tafsir tulisan di atas ya hanya penulisnya.
Apalagi rumusan di atas ditulis sambil lalu saat sedang menikmati suasana busway yang padat dan sesak oleh manusia. Hehe… 😄
Tabik!

link