Mungkin ada yang bertanya, "Mendidik anak sendiri, itu keharusan. Tapi memperhatikan anak tetangga, apa urusannya? Nanti timbul fitnah, lagi..."
Bila Anda tipe orang tua yang mengurung anak tak boleh main keluar rumah, wajar bertanya begitu. Tapi kalau kebalikannya, tentu Anda sangat berkepentingan dengan perilaku baik teman main anak Anda.
Orang tua sering instan menyalahkan anak orang ketika mendapatkan anak kandungnya punya kebiasaan baru yang buruk. Misalnya ada kosa kata baru buat mengumpat. “Ini pasti gara-gara maen dengan si Victor Lazykodutch anak tetangga nih…” kira-kira begitu praduga seorang ibu bila anaknya sering bermain dengan teman yang bernama Victor. (Nama hanya rekaan)
Pokoknya, selalu lingkungan yang disalahkan. Mungkin teman di sekolah, teman dekat rumah, teman ngaji, teman les, dll. Padahal bisa saja anak belajar nakal dari orang rumah seperti kakak, pembantu, atau lainnya; bisa juga dari televisi; atau dari gawai yang diberi atau dipinjami orang tuanya ketika si anak leluasa membuka youtube.
Ya memang teman main dapat membawa pengaruh buruk. Maka itu, pastikan anak bermain dengan temain yang sholeh. Kalau susah mengontrol, lebih baik didik juga teman mainnya agar sholeh sebagaimana yang Anda harapkan pada anak sendiri.
Caranya? Ya banyak. Ketika bermain ke rumah, fasilitasi anak dan teman-temannya dengan alat permainan edukatif yang mendidik akhlak. Jangan pelit takut rusak dan sebagainya. Bahkan jangan segan membagikan kepada teman-temannya agar bisa dimainkan di rumah masing-masing.
Tegur juga dengan baik bila teman main anak Anda berbuat salah. Tentu dengan teguran yang baik. Jangan khawatir tak enak dengan orang tuanya. Makanya, perlu ada kesepahaman di lingkungan rumah bahwa tiap orang dewasa berhak mendidik dan menegur anak-anak tanpa pilih kasih.
Atau Anda bisa aktif mengurus TPA di dekat rumah. Kalau perlu, menjadi guru ngaji bagi anak-anak supaya bisa langsung memberi nasihat yang baik. Adakan juga pengajian buat mereka yang sudah beranjak remaja.
Tetangga Anda pun perlu juga diajak sholeh dan punya wawasan mendidik anak yang baik. Coba aktif di pengurus masjid dekat rumah, atau pengurus RT, lalu adakan/usulkan kajian parenting. Harapannya, para orang tua di sekitar lingkungan rumah Anda punya pemahaman yang setara bagaimana membentuk anak yang sholih.
Berikut ada sebuah cerita ilustrasi yang pernah viral tentang bersedekah dengan harta terbaik. Tapi sebenarnya ada ibrah/pelajaran lain dari kisah tersebut. Yaitu, lingkungan yang baik akan membawa pengaruh positif kepada tiap individu. Karena itu, mari sholehkan lingkungan kita!
*
Di satu desa di Osaka, Jepang, terdapat seorang petani yang menanam jagung-jagung unggulan. Seringkali memenangkan penghargaan tingkat Nasional dengan kategori : “Jagung Terbaik Sepanjang Musim.”
Suatu hari, seorang wartawan dari koran lokal melakukan wawancara untuk menggali rahasia Kesuksesan Petani Tersebut. Wartawan itu menemukan bahwa ternyata Petani itu selalu Membagikan Benih Jagung terbaik kepada para Tetangganya. “Bagaimana Anda bisa berbagi benih jagung terbaik dengan tetangga Anda. Lalu bersaing dengannya dalam kompetisi yang sama setiap tahunnya?” tanya wartawan, dengan penuh rasa heran & takjub.
Tidakkah Anda mengetahui bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari jagung yang akan berbuah. Dan membawanya dari satu ladang ke ladang yang lain. Jika tetangga saya menanam jagung yang jelek, maka kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi serbuk silang. Jika saya ingin menghasilkan jagung terbaik kualitas unggul, maka saya harus membantu tetangga saya. Agar ia menanam jagung yang bagus.” jawab si Petani itu.
*
Zico Alviandri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar