Selasa, 02 Januari 2018

Kisah Orang Sukses dalan Bisnis 1

Pagi ini saya buka-buka “keyword tools”, ada kata kunci yang agak-agak gimana gitu… Mau tahu apa? Kisah orang sukses dari usaha modal 500 ribu !! Gila coy… usaha modal 500 ribuan.
Bingung dah nyari siapa yang bisa membagikan kisah orang sukses dengan usaha modal 500 ribuan. Kalau dari usaha modal 500 juta banyak. “Mbah-mu kuwi om… Kuwi mah aku rasah takok !!”.

Tahu artinya? “Engkongmu itu om… Kalau segitu mah saya nggak perlu tanya”, ha..ha..ha.. Tapi don’t worry, saya saya ketemu juga dengan kisah orang sukses dengan ide usaha dgn modal 500 ribu…
Apa usahanya? Usahanya adalah bisnis ternak cacing tanah. Joss kan? Joss apa “nggilani” ya… Tapi beneran, ada yang nekat buka usaha ternak cacing tanah ini dan ia sukses !! Namanya om Abdul Azis Adam Maulida. Usianya 39 tahun. Kalau Anda saya beritahu berapa keuntungan, pasti Anda akan kaget. Mau tahu berapa untungnya? Untungnya 300 juta rupiah oii !!


“Wow, gila !! Itu untung sebulan apa setahun om?”… Katanya sih sebulan. “Widiiihhhhh… beneran tuh?”. Tapi meskipun misalkan keuntungan 300 juta rupiah tersebut beliau dapat dalam setahun, tetap aja bisnis budidaya cacing tanah punya om Abdul Aziz dahsyat punya !! Iya kan? Setahun 300 juta lho coy… Jarang-jarang ada yang beginian.
Yang punya bisnis rumah makan lesehan yang kesannya lebih “ningrat” aja belum tentu bisa dapat keuntungan segitu. “Lalu gimana ceritanya ya om… kok ia bisa punya keuntungan sedemikian dahsyat?”. Padahal awalnya om Abul Aziz ini kehilangan modal usaha sebesar 20 juta rupiah dari usaha pertamanya. 

Kisah orang sukses ini berawal di tahun 2010-an, di mana ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan di sebuah perusahaan industri kertas. Dengan berbekal uang sebesar 20 juta rupiah hasil menabung selama bekerja, beliau memulai usaha ternak belut di rumahnya.
Dengan uang tersebut, om Abdul Aziz membeli 2 kwintal bibit belut dan menjalankan usaha budidaya belutnya ini hingga 6 bulan. Namun takdir berkata lain. Usaha yang ia tekuni dengan serius ini benar-benar tidak menghasilkan dan “menghabisi” modalnya. Satu per satu belut yang ia pelihara mati hingga tak bersisa. 

Padahal om Abdul Azis ini sudah mengikuti berbagai macam pelatihan dan seminar terkait usaha budidaya belut yang ada di kotanya sehingga tahu benar bagaimana cara membudidayakan belut-belut terserbut.
Dan di akhir usahanya, om Abdul Azis hanya tinggal memiliki beberapa kilo cacing tanah sisa pakan buat belutnya. Tetapi dari sinilah awal dari puncak kesuksesannya. Meski belutnya terus bermatian, cacing tanah yang ia pelihara tetap hidup. 

Ia berpikir, kok bisa ya sesuatu yang tidak ia urus dengan serius karena hanya ia gunakan sebagai pakan, justru bisa hidup dibandingkan dengan belut yang ia urusi mati-matian. Wah, kalau begitu, kenapa nggak mencoba ternak cacing tanah aja buat suplai pakan belut ya? Walhasil peluang ini sukses dibaca oleh om Abdul Azis Adam Maulida.
Dengan modal habis-habisan sisa dari usaha pertamanya yang besarnya tidak lebih dari 500 ribu rupiah, om Abdul Azis mencoba mengalihkan usahanya dari ternak belut menjadi ternak cacing tanah.
Beliau menggunakan lahan kecil di rumahnya dengan membangun kandang seadanya. Uang sebesar 500 ribu rupiah ini ia belanjakan untuk bibit seharga 200 ribu serta sebuah beberapa kotak kecil berukuran 40 cm x 50 cm seharga 300 ribu rupiah. 

Kotak tersebut ia tumpuk hingga 12 tingkat sehingga ia bisa lebih irit lahan. Dan ternyata, cacing tanah adalah hewan yang “tahan banting”. Ia tahan terhadap serangan jamur, serangan bakteri bahkan tahan dari serangan kuman yang berbahaya sekalipun.
Padahal kalau dilihat cacing kan hidupnya di tempat kotor yang kesannya sebagai sumber penyakit ya… Mungkin karena sejak jaman “bahula” cacing tanah hidup di tempat yang berpotensi menjadi sumber penyakit. Jadinya ia lebih tahan banting, wkwkkwkkw…
Karena tahan penyakit dan tidak mudah mati, cacing tanah ini bisa bertahan meski ia mengalami perjalanan yang sangat jauh dalam proses pengiriman. Kemampuan berkembang biaknya juga tergolong cepat. Dua hal inilah yang turut berperan membantu kesuksesan om Abdul Aziz dalam mengembangkan usahanya. Anda tahu kenapa?

Pertama, ia bisa memasarkan cacing tanahnya kemana-mana tanpa harus khawatir dengan resiko kematian saat proses pengiriman. Kedua, ia bisa tetap tenang dengan modal awal usaha yang terbilang kecil karena perkembangan cacing tanah sangat cepat. Dua hal nilai lebih yang benar-benar ia butuhkan di saat modal yang ia punyai sangat terbatas.

Dan ternyata, pasar cacing tanah sangat besar. Tidak banyak orang yang tahu bahwa cacing tanah memiliki pasar yang besar, termasuk saya. Permintaan cacing tanah bisa datang usaha perikanan baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Ia juga bisa datang dari orang-orang yang punya hobi memancing.
Di industri pembuatan obat tradisional seperti obat herbal tipus, obat herbal tekanan darah, obat herbal bronchitis, obat herbal reumatik, cacing tanah juga banyak dicari. Belum lagi di beberapa negara tetangga dan Eropa, cacing tanah dibutuhkan sebagai bahan kosmetik. Dan masih banyak lagi kegunaan cacing tanah. Besar kan pasarnya? 

Oh iya, satu lagi kelebihan cacing tanah yang belum saya katakan di atas. Kata om Abdul Azis, cacing tanah ini tidak membutuhkan biaya pakan. Beda dengan usaha-usaha ternak lainnya. Pakan cacing tanah cukup dengan memanfaatkan sayuran limbah rumah tangga dan limbah pasar. Murah meriah !! 
Selain itu, usaha cacing tanah ini waktu panennya juga cepat dengan perawatan yang tidak rumit. Beda banget dengan usaha lobster air tawar yang dulu saya tekuni. Sudah rumit, lama kali panennya. Sampai kriting saya nunggunya, wkwkwkwkkwkw…

“Bentar … ini kok ujug-ujug langsung crita pasarnya sih. Perjalanan awalnya gimana? Critain dulu lah. Biar bisa menginspirasi gitu loh…”. Woh iya ya… Saya belum cerita perjalanannya ya? Malah lupa… Okay, ceritanya begini. Awalnya usaha “Rumah Cacing” milik om Abdul Azis itu hanya fokus menjual cacingnya ke tempat pemancingan yang letaknnya tidak jauh dari rumahnya.
Sampai akhirnya nama “Rumah Cacing” miliknya terkenal dimana-mana. Pesananpun datang dari berbagai daerah silih berganti. Endingnya bisa ditebak… “Rumah Cacing” om Abdul Aziz dibuat bingung dengan banyaknya pesanan yang datang. 

Salah satu pesanan dalam partai besar yang paling merepotkan datang dari Dinas Perikanan Jawa Timur. Beruntungnya, om Abdul Azis menemukan cara yang terbilang cukup cerdik. Ia segera membentuk kelompok usaha cacing tanah dan mengajarkan ilmu ternak cacing tanahnya ini ke beberapa orang di kota tempat tinggalnya.

Upaya ini memang tidak langsung berjalan dengan lancar. Awalnya hanya ada 2 orang yang tertarik untuk menjalankan usaha ternak cacing tanah. Meski modal usahanya kecil, tetapi kebanyakan orang malas untuk berkecimpung pada bisnis ternak cacing tanah karena mereka merasa jijik dengan hewan yang satu ini.
Namun dengan kesabaran, kini Abdul Azis sukses membangun 1.600 peternak cacing tanah yang siap bekerja sama dengan beliau. Sehingga kenaikan permintaan hingga 7 ton cacing di tiap bulannya benar-benar bisa ia atasi. Dampaknya, om Abdul Aziz bisa mencatatkan hasil tak kurang dari 300 juta rupiah per bulannya. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa !!

Well, sampai saat ini, om Abdul Azis masih giat mengembangkan kapasitas usahanya. Ia akan mengembangkan kelompok usaha cacing tanah yang sudah dirintisnya ini menjadi lebih besar lagi. Semua ini beliau lakukan karena masih banyak permintaan yang belum mampu ia penuhi. Sungguh kisah orang sukses yang luar biasa kan? Siapa sangka semua itu “hanya” berawal dari usaha modal 500 ribu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar