tulisan terakhir seorang sahabat yang baru meninggal hari ini karena kecelakaan
kita tidak tahu, kenangan terakhir apa yang ada pada kita
karena sekali lagi, mati tidak mengenal usia dan tempat
padamu kami belajar, pada tulisanmu kami berusaha mengambil ibroh
ya..
saat ini, ibroh dari lebih dulunya teman yang mendahului kita seolah terkikis
beritanya seringkali ditanggapi ucapan belasungkawa dari baris demi baris chat WA
kemudian ucapan itu akan hilang beberapa jam setelahnya oleh berita-berita lain yang membanjiri notifikasi smartphone
bahkan ucapan belasungkawanya pun di re chat (Copy) dari chat sebelumnya
ah , kematian bagi yang mendengar dan belum dapat giliran selolah berita angin lalu dan rasa kelabu yang sekejap akan segera berlalu
sedang bagi yang merasakan kematian itu, ada urusan panjang yang harus dipertanggung jawabkan
apakah bekal selama ini dikumpulkan cukup atau hanya bisa untuk beberapa langkah saja
ia menemani pada perjalanan tanpa akhir
sekali lagi, menulislah,
karena ia akan lebih panjang usianya ddaripada umur biologis kita
manulislah yang baik, agar terus perpahala
atau tidak sama sekali, daripada menanggung dosa yang berterusan
Allahummagh firlaha, warhamha wafihi wa'fuanha
berikut petikannya tulisannya
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Setahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun, tiba-tiba masa-masa remaja cepat sekali berlalu, tiba-tiba kamu udah lulus kuliah, lalu sibuk memilih antara lanjut kuliah, bekerja, atau menunggu pangeran datang ke rumah dan menikah? Iya. Time flies so fast. Tapi hidup memang akan terus seperti itu. Waktu berlalu tanpa terkendali.
Terkadang, di saat pergantian tahun atau momen-momen tertentu seperti saat bertambahnya usia atau saat teman-teman satu persatu menikah, kita akan bertanya-tanya pada diri sendiri dan sulit menerima kenyataan bahwa kita sudah dewasa! Iya. Ketika memasuki usia 21 tahun, secara umur dan secara legal kita sudah termasuk sebagai orang dewasa!
Mau tidak mau kita tetap harus menerima diri kita yang sudah memasuki fase kehidupan selanjutnya. Kita tidak bisa lagi terus bergantung pada orang tua, tidak bisa lagi merengek untuk ditemani mengurus administrasi sekolah atau mengurus kebutuhan pribadi lainnya. Mau tidak mau, kita harus bisa mandiri.
Menjadi dewasa memaksa kita untuk bertanggung jawab pada setiap pilihan-pilihan hidup yang kita pilih. Karena pada akhirnya impact dari setiap pilihan itu akan kembali pada kita.
Ada banyak hal yang perlu kita pelajari untuk menjadi dewasa, kita perlu belajar untuk memaafkan diri sendiri, belajar memaafkan masa lalu, dan belajar menerima serta mencintai diri kita. Setiap orang mungkin pernah dihantui rasa bersalah hingga terasa sangat sulit untuk memaafkan diri sendiri. Perasaan itu kemudian berujung pada kebencian terhadap diri sendiri.
Tapi kita tidak bisa terus terjebak pada perasaan bersalah dan terus mengutuki diri, Tidak mengapa patah hati, but life must go on. Hidup akan terus berjalan dan kita akan terus dituntut pada setiap pilihan.
Esok hari, kita akan semakin mengerti bahwa menjadi dewasa adalah sebuah keputusan untuk mengubah karakter kekanakan dan menemukan versi terbaik dari diri kita. Yang perlu kita pahami hari ini, kita tidak perlu berlebihan mengutuki kesalahan yang kita lakukan, kita tidak perlu menurunkan standar-standar kebaikan kita. Kita hanya perlu memaafkan diri kita dan memahami bahwa menjadi lebih baik adalah sebuah keniscayaan.
http://shofiyyahtaqi.tumblr.com/post/163480015801/day-5-menjadi-dewasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar