Kita bisa memilih untuk tetap tenang, dengan dzikir-dzikir yang didawamkan, sholat yang diutamakan, shaum sunnah yang dirahasiakan..
Kita juga bisa memilih untuk menahan pandangan, mengirit pembicaraan, memperpendek perjalanan dan memangkas angan-angan..
Tapi tawaran bumi, dengan rancak gendangnya, tawa renyah, cerita seru dan lucu, kehijauan taman, hingar bingar musik, petualangan yang menantang, secara kasat mata memanglah sangat menggiurkan..
Juga pujian, pandangan hormat, tepuk tangan, pelayanan, secara batiniah sangat melenakan..
Belum lagi gemulai lawan jenis, warna kulitnya, suaranya, kerling matanya. Sangat memabukkan..
Namun.. Bisakah kita menceritakan kegiatan 10 tahun terakhir dalam hidup ini? Kita yang melaluinya, harusnya kita paling mampu utk mengkisahkannya.
Kenyataanya...
Yang kita lupakan lebih banyak dari yang bisa kita ingat.
Untuk yang terlupa, apakah ia telah hilang?
Tidak... Ia tercatat rapi di pembukuan sekretaris pribadi kita, RAKIB dan ATID.
Kita tak bisa memecat karena mereka tidak diangkat oleh kita, tidak bisa mengusir karena mereka tak terlihat oleh mata kita, tidak bisa melobi karena mereka pencatat yang diam. Mereka terus saja mencatat, saat mereka menjumpai kasus yang belum pernah ditemui yang kita lakukan. Mereka akan bertanya langsung pada yang memerintahkan, dengan model komunikasi yang belum bisa kita bayangkan kecanggihanya.
Maka, berbuatlah sesuka kita tapi ingat kita pasti akan mati, akan mati, akan mati.
Ust Firdaus, Murabbi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar